Polisi Turki yang mengatasi kerusuhan para demonstran telah menggunakan granat gas air mata dan semprotan air untuk membubarkan lebih dari 2.000 orang yang berdemonstrasi menentang pembatasan internet baru.
Sejumlah besar polisidengan pelindung tubuh dan perisai didukung dengan truk penyemprot air berlapis baja dikerahkan untuk mengatasi seruan para demonstran yang sebagian besar masih muda di sekitar Istanbul Taksim Square pada hari Sabtu.
Para demonstran memecahkan jendela dan menyemprotkan tanda anarki pada bank, mereka dikejar oleh polisi yang ada di samping jalan pusat Istiklal Boulevard.
"Mereka ingin mengawasiapa yang kita lakukan di Internet. Ini namanya penekanan. Tapi para generasi muda tidak akan bisa ditekan, kita tidak akan pernah menyerah," kata salah seorang demonstran, Semih, mengeluh.
Presiden Abdullah Gul berada di bawah tekanan untuk tidak meratifikasi undang-undangyang disahkan pada hari Rabu (hari ini) oleh parlemen yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk memblokir situs-situs tersebut dalam pelanggaran privasi tanpa keputusan pengadilan.
Penyedia internet juga akan dipaksa untuk menyimpan data pengguna dan menyediakannya untuk pihak berwenang.
Banyak juga yang mengecam skandal korupsi yang melibatkan mantan menteri kabinet dan meminta pemerintah untuk mengundurkan diri.
Kritik terhadap pembatasan tersebut mengatakan bahwa pembatasan tersebut adalah upaya yang dilakukan oleh Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, 59 tahun, untuk membungkam perbedaan pendapatdan menghentikan bukti korupsi tingkat tinggi yang terlihat secara online.
Penentuan waktu khususnyamengherankan karena ia datang sebagai Erdogan yang berkaitan dengan skandal korupsi yang melibatkan lingkaran didalamnya.
Sumber: rt.com
B.N

Tidak ada komentar:
Posting Komentar